Rabu, 04 September 2013

Emka 9 - dangding

Ini lah lagu ciptaan bupati PURWAKARTA :)

Lagu BUPATI PURWAKARTA
dilombakan.

PURWAKARTA, RAKA - “Dangding Tujuh Lapis Langit, Mawa Seah Cai Hikmah, Dianteur simpena Peuting, Waruga Mapay Cahaya, Saamparan Bumi Nyaksi, Sumujud Tumut ka Gusti”, adalah sepenggal bait pertama dari lagu Dangding yang diciptakan Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH, yang secara keseluruhan dari lagu itu menceritakan perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dilanjutkan perjalanan menuju langit ke tujuh ke Sidratulmuntaha, atau dikenal peristiwa Isra Mi’raj, yang diperingati beberapa waktu lalu. Rasulallah SAW dari peristiwa itu mendapatkan amanah untuk umat manusia, yakni perintah salat dan melakukan kebajikan di muka bumi.

Bait demi bait dari lagu ini menyimpan banyak pelajaran kemanusiaan tentang apa yang dialami Rasullullah dalam peristiwa Isra Mi’raj. Dan ini tentu membutuhkan penafsiran mendalam bagi umat manusia untuk mengikuti ajarannya. Agar didapatkan tafsir-tafsir yang tidak bertentangan dengan hasil tafsir yang lainnya. Dalam kata lain, kemungkinan beda tafsir bisa diminimalisir, agar tidak adanya penafsiran yang berbeda yang bisa menyebabkan perpecahan di antara umat Islam.
Jika kejadiannya terbalik, yakni yang terjadi adanya perbedaan tafsir dan saling mempertahankan pendapatnya masing-masing, maka yang ada adalah menjustifikasi dan menyimpulkan jika dirinyalah yang paling benar, dan inilah yang sangat berbahaya. “Islam saat itu ditafsirkan oleh dirinya masing-masing dan tafsirnya itu dianggap paling benar, dan tidak mau menghargai tafsir orang lain, sehingga menimbulkan perpecahan, permusuhan, terpisah masjidnya, terpisah jamaahnya, terus terjadi berulang-ulang dan pada akhirnya teu kapanggih nu bogana, teuing kamana inditna (tidak ketemu yang Maha Memiliki, tidak tahu kemana perginya)”, jelas Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH saat membuka Grand Final Festival Lagu EMKA 9 di pendopo Pemkab Purwakarta.
Ditambahkan Bupati, sebenarnya dari lagu Dangding inilah yang menjadi motivator sekaligus inspirasi dirinya dalam membangun Kabupaten Purwakarta. Kekuatan rasa dan hati yang bersih yang tertuang dalam lagu itu, telah melahirkan optimisme bupati untuk membangun demi masyarakat Purwakarta. “Jika saya tidak berhasil menuangkan curahan hati saya lewat dangding, mungkin tidak ada asuransi pekerja sosial dan informal di Kabupaten Purwakarta, mungkin juga tidak ada jalan hotmik dan berbagai bentuk layanan publik. Karena keyakinan saya, bahwa hati dan perasaan adalah sumber semangat membangun Purwakarta”, pungkas bupati.
Sementara hal yang sama diungkapkan Iman Ulle, seniman samba Sunda Bandung yang juga pentolan Band EMKA 9 ini menegaskan, festival yang diprakarsainya ini merupakan bentuk apresiasi band-nya,  melihat sosok Bupati Purwakarta, yang memiliki jiwa seni yang adiluhung. “Ini terbukti dari tulisan-tulisan falsafah Sunda yang dikarang beliau, sangat syarat nilai-nilai kemanusiaan. Saya meng-arransemen tulisan-tulisannya sehingga menjadi lagu yang begitu indah. Sayang kan, jika masyarakat Purwakarta tidak mengenal sosok bupatinya dari lirik-lirik lagu yang dikarangnya”, jelas Iman.
Untuk itu menurut Iman, butuh penghayatan dan kemampuan menguasai setiap bait lirik lagu ini bagi setiap peserta festival. Improvisasi dan ekspresi penjiwaan dari peserta sangat mendukung penilaian tim juri, selain penguasaan logat bahasa Sunda dan mengekspresikan setiap kata dalam bahasa Sunda lirik lagu itu. Grand Final Festival Lagu EMKA 9, merupakan inisiatif grup band ini memeriahkan di hari spesial Kabupaten Purwakarta yang sedang berulang tahun untuk kabupaten yang ke 44 dan kota Purwakarta yang ke 181. Ini digelar, sebagai apresiasi untuk bupati dan kabupaten yang dipimpinnya, sebab seluruh lagu yang dinyanyikan grup band ini adalah ciptaan Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, SH.
Animo masyarakat Purwakarta dalam mengikuti festival ini sangat tinggi, ini terbukti dari hasil audisi yang digelar panitia, Senin (2/7) lalu. Tercatat sekitar 100an peserta mengikuti audisi, saking membludaknya peserta, panitia membuka kembali audisi pada Rabu (4/7) pagi.
Grand final, diikuti 23 peserta finalis yang lulus audisi. Mereka terbagi dalam 3 kategori, untuk kategori anak-anak (tingkat SD) sebanyak 6 peserta finalis, kategori remaja (SMP dan SMA) sebanyak 11 peserta dan 6 peserta untuk kategori umum. Peserta dalam grand final itu, wajib membawakan lagu judul Dangding dan menyanyikan satu lagu pilihan dalam album perdana Band EMKA 9 ini, yang berjumlah 9 lagu.
Keluar sebagai juara pada festival ini, untuk kategori anak-anak, masing-masing juara pertama atas nama Cinta Arsistanial, siswa SD Negeri 1 Bunder Kecamatan Jatiluhur, juara 2, Shandi Aditya dari SD Negeri 1 Kertamanah Kecamatan Sukasari, dan Devi Sari SD Negeri Plered. Untuk kategori Remaja, Jihan Fithriyyah, Siswi SMPN 3 Purwakarta, Fanny Vinanti, SMAN 1 Wanayasa dan Aprillia. Sementara kategori Dewasa, Reni Sonia, Erik Akbar dan Evi Susilawati. Mereka berhak mendapatkan trofi, piagam dan uang pembinaan. Yang menarik diantara juara adalah Jihan Fithriyyah, juara pertama kategori remaja ini, merupakan siswa SMPN 3 Purwakarta etnis Arab yang mengaku senang menjadi juara, walau keturunan timur tengah namun menetap sejak lahir di Purwakarta. “Saya paham betul makna dari runtutan syair lagu dangding pak bupati itu, sehingga ketika membawakan lagunya sangat terhayati,” tandasnya. (nos)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review